Rabu, 19 Agustus 2015

Konsep Dasar Geografi

Konsep Dasar Geografi


BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Ilmu pengetahuan yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar  bertujuan untuk mengetahui bentuk dan struktur permukaan bumi . Oleh karena itu , diperlukan suatu media untuk dapat menerapkan ilmu yang didapat di sekolah baik teori maupun praktek .
Pengetahuan dan keterampilan analisis geografi merupakan salah satu bidang ilmu pendidikan yang memerlukan pendekatan terhadap alam di sekitarnya .
B.            Tujuan
Tujuan Konsep Dasar Geografi ini adalah :
a).       Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap alam sekitarnya
b).      Mengetahui struktur beNtuk muka bumi
c).       Memperoleh informasi tentang alam semesta beserta isinya
C.           Rumusan Masalah
Rumusan dari Makalah Konsep Dasar Geografi ini membahas tentang :
a).       Memahami,konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi.
b).      Menjelaskan pengertian dan batasan geografi.
c).       Menjelaskan pengertian konsep dasar geografi.
d).      Memberi petunjuk cara-cara pendekatan geografi.
e).       Menjelaskan prinsip-prinsip geografi.
f).       Menjelaskan dan menyimpulkan aspek geografi.
  
BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Geografi
Eratoshenes yang hidup 200 tahun sebelum Masehi dianggap sebagai orang pertama yang meletakkan dasar pengetahuan tentang bumi.Ia membuat karya tulis sebanyak 3 jilid yang berjudul Geographein. Di dalam buku tersebut,ia menguraikan antara lain tentang perubahan-perubahan daratan, lautan,gejala-gejala alam di lautan, benda-benda langit berikut jaringan-jaringan derajat astronomi. Pada jilid ketiga ia menguraikan daerah-daerah berikut kependudukannya.
1.        Pengertian
Geografi berasal dari kata geographyca (bahasa Yunani).Geo artinya bumi dan graphein artinya tulisan, uraian, lukisan atau deskripsi (pemerian).Berdasarkan asal kata tersebut, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menuliskan, menguraikan, atau mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan bumi.
2.        Batasan Geografi
Batasan geografi sangat banyak dan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan peradaban manusia.Berikut ini adalah beberapa tokoh dengan definisi atau batasannya masing-masing (Nursid Sumaatmadja).
·      Sidney dan Donal J.D. Mulkerne, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi dan kehidupan makhluk yang ada di atasnya.
·      Hartshorne, menyatakan bahwa geografi berguna untuk memberikan deskripsi yang beraturan dan teliti dari permukaan bumi.
·      Starbo, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari karakteristik tertentu pada suatu wilayah dan memperhatikan hubungan antara berbagai tempat.
·      Yeates, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang memperhatikan perkembangan rasional dan lokasi di permukaan bumi.
·      Alexander, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh lingkungan alam pada aktivitas manusia.
·      Bintaro, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang menceritakan dan menerangkan sifat bumi; menganalisis gejala alam dan penduduk; mempelajari corak yang khas dalam kehidupan dan berusaha mencari fungsi unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.
Berdasarkan keputusan Lokakarya Nasional di Semarang 19 April 1988, dinyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
Yang dimaksud dengan gejala geosfer ialah gejala-gejala alam yang berhubungan dengan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
1)        Litosfer, yaitu kulit bumi termasuk permukaan tanah.
2)        Hidrosfer, yaitu perairan darat dan perairan laut.
3)        Atmosfer, yaitu udara yang menyelimuti bumi.
Dalam menjelaskan hubungan timbal balik antara manusia dengan alam, geografi menggunakan sudut pandang kewilayahan.Maksudnya, geografi membahas suatu wilayah menurut kenyataan wilayah tersebut.Geografi sangat memperhatikan cirri khas setiap wilayah.
Dalam geografi, wilayah dapat diartikan sebagai luas atau sempitnya suatu bagian permukaan bumi. Wilayah yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Setelah geografi dengan sudut pandang kewilayahan akan memberikan kejelasan tentang interaksi (saling berhubungan) dan interdepensi (saling ketergantungan) antara manusia dengan alam di lingkungan hidupnya.
Persamaan dan perbedaan gejala geosfer dipelajari dengan sudut pandang kewilayahan dan konteks keruangan, yaitu ruang tempat hidup manusia. Di salam ruang tersebut terdapat hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan alam. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana interaksi antara manusia dengan lingkungannya dan tingkat hidup mereka.

B.            Konsep Dasar Geografi
Ada sepuluh konsep dasar geografi, yaitu sebagai berikut.
v  Konsep aglomerasi, yaitu persebaran gejala geografi yang mengelompok di suatu tempat karena ada faktor-faktor yang menguntungkan.
Contohnya: penduduk biasanya bertempat tinggal di daratan rendah yang subur.
v  Konsep diferensi area, yaitu adanya perbedaan cirri khas suatu daerah dengan daerah lain.
v  Konsep interaksi dan interdepensi, yaitu peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi gejala alam.
v  Konsep jarak, yaitu berkaitan dengan proses pencapaian ke suatu lokasi dan perhitungan jarak antara satu tempat ke tempat lain.
v  Konsep keterjangkauan, yaitu tersedianya sarana dan prasarana untuk mencapai suatu wilayah. Misalnya, transportasi di saerah rendah lebih mudah dibandingan transportasi di pegunungan.
v  Konsep keterkaitan keruangan, yaitu hubungan antara persebaran gejala geografi di suatu tempat dengan gejala lain.
v  Konsep lokasi, yaitu konsep yang sangat penting dalam geografi. Konsep ini ada dua, yaitu lokasi relatif dan lokasi absolut.
ü  Lokasi relatif adalah lokasi yang didasarkan pada keadaan daerah sekitar.
ü  Lokasi absolut adalah lokasi yang didasarkan pada garis lintang dan gars bujur.
v  Konsep morfologi, yaitu konsep yang berhubungan dengan relief (bentuk permukaan bumi) yang berbeda-beda sehingga kegunaanya pun berbeda.
v  Konsep nilai kegunaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan manfaat fenomena yang ada. Misalnya, daerah wisata bagi wisatawan merupakan tempat rekreasi, tetapi bagi pedagang merupakan tempat yang menguntungkan untuk berdagang.
v  Konsep pola, yaitu berkaitan dengan persebaran fenomena permukiman, sungai, jenis tanah, dan pengembangan kota.
C.           Pendekatan Geografi
Dalam geografi dekenal beberapa pendekatan, yaitu pendekatan ruangan (spatial approach), pendekatan ekologi (ecological approach), pendekatan kronologi (history approach), dan pendekatan sistem (system approach).
1.    Pendekatan Keruangan {Spatial Approach}
Pendekatan keruangan adalah mempergunakan prinsip-prinsip yang berlaku, yaitu prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi.Pendekatan keruanagn ini meliputi sebagai berikut.
ü  Pendekatan Topik
Untuk pendekatan suatu gejala atau masalah dalam studi geografi dapat dimulai dari topik utama yang menjadi perhatian utama, misalnya kelaparan.Kelaparan di suatu daerah di ungkapkan jenis, sebab, persebaran, intensitas, dan interelasinya dengan gejala lain dan masalah secara keseluruhan. Dengan begitu, masalah geografi di daerah tersebut dapat di ungkap secara lebih luas.
Pendekatan topik dapat di lakukan terhadap topic-topik lainnya, seperti kekurangan air, erosi, industri, pengangguran, dan kenakalan remaja.Dalam melakukan pendekatan topik, pada prinsipnya tidak boleh terlepas hubungannya dengan ruang yang menjadi topik tersebut.Faktor-faktor geografi seperti keadaan fisis dan manusianya harus diikutsertakan dalam pendekatan ini. Berdasarkan landasan keruangan, kita dapat mengungkapkan karakteristik masalah kelaparan di wilayah tertentu dibandingkan dengan masalah kelaparan di daerah lain.
ü  Pendekatan Aktifitas Manusia
Dalam pendekatan utamanya, pendekatan ini di arahkan kepada aktivitas manusianya. Aktivitas penduduk dapat ditinjau dari persebaran, interelasi, dan deskripsinya dengan gejala lain yang berhubungan dengan aktivitas itu. Dari persebaran penduduk, kita dapat membedakan jenis aktivitas sehubungan dengan mata pencaharian.Misalnya, apakah aktivutas itu berlangsung di daratan rendah, di daratan tinggi atau pegunungan, di pantai, dan sebagainya.
Dengan adanya persebaran kegiatan penduduk tadi, dapat pula di ungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, keadaan geologi, keadaan tinggi rendah permukaan, dan sebagainya.Oleh karena itu, kita dapat membuat deskripsi tentang aktivitas penduduk berdasarkan persebaran dalam ruangan.
ü  Pendekatan Regional
Region adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas dan membedakan diri dari region-region yang lain. Adapaun pendekatan region adalah mendekati suatu gejelah atau masalah dari region atau wilayah tempat gejala tadi tersebar.Pendekatannya ditekankan kepada region yang merupakan ruang atau wadahnya, bukan kepada topik atau aktifitas manusianya.Misalnya, maslah pantai.
Dalam hal ini, kita mengungkapkan masalah abrasi pantai.Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya abrasi pantai. Lalu, kita dapat mengungkapkan interelasi abrasi dengan penanaman hutan bakau (mangrove) di pantai.Apakah hutan bakau di pantai dapat menguangi abrasi pantai?Kita dapat membandingkan kondisi antara pantai yang tidak ditumbuhi pohon-pohon bakau.Itulah sebabnya antara pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional sukar dipisahkan satu sama lainnya. Hal itu terjadi karena suatu pendekatan akan membantu pendekatan lainnya.
2.    Pendekatan Ekologi {Ecological Approach}
Pendekatan ekologi adalah suatu metodologi untuk mendekati, menelaah, dan menganalisis suatu gejala atau masalah dengan menerapkan suatu konsep san prinsip ekologi.Ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem.Geografi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan persebaran dan aktivitas manusia.
Pandangan dan penelaahan ekologi di arahkan kapada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alam. Pendekatan ekologi dapat mengungkapkan masalah persebaran dn aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Demikian pula daerah pertanian, daerah perindustrian, daerah perkotaan dan sebagainya.
3.    Pendekatan Kronologi {History Approach}
Pendekatan kronologi (history atau sejarah) dapat menjelaskan dimensi waktunya dan dapat pula menjelaskan pertumbuhan dan perkembangannya.Studi geografi dalam meneliti dan menganalisis gejala melalui konsep regional tidak hanya memperhatikan urutan waktu sebagai faktor ruang, melainkan juga harus memperhatikan tempat sebagai faktor historinya.Pendekatan kronologi suatu gejala atau masalah pada ruang tertentu dapat kita lakukan sebagai berikut:
a).      Mengkaji perkembangannya
b).      Melakukan prediksi proses gejala atau masalah tadi pada masa-masa yang akan datang
c).      Melakukan pengkajian dinamika dan perkembangan suatu gejala geografi di daerah atau wilayah tertentu.
Meneliti, menganalisis, dan mengadakan interpretasi peta suatu wilayah dengan menggunakan pendekatan historis, artinya dengan menggunakan peta perkembangan daerah berdasarkan urutan waktunya. Kita akan dapat melihat kecenderungan ke arah mana kota itu tumbuh berkembang.
4.    Pendekatan Sistem {System  Approach}
Pendekatan sistem adalah mode berpikir sintetik yang diterapkan kepada masalah yang merupakan suatu sistem (Nursid Sumaadja, 1981).Mode berpikir sintetik adalah mode berpikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme. Doktrin ekspansionisme adalah cara meninjau suatu benda atau hal sebagai bagian dari keseluruhan yang besar. Pendekatan sistem diartikan sebagai suatu metodologi yang digunakan untuk mendekati, menelaah, dan mengkaji sistem gejala geografi dan sistem keruangan (spatial system).
D.           Prinsip-Prinsip Geografi
Prinsip geografi menjadi dasar pada uraian, pengkajian, pengungkapan gejala, variable, faktor dan masalah geografi.
1.        Prinsip Persebaran
Persebaran gejala dan fakta tidak merata dari satu wilayah ke wilayah lainnya.Kemudian kita gambarkan dan ungkapkan persebaran gejala dan fakta dalam ruang atau wilayah. Deng-an demikian, kita dapat mengungkapkan hubungan satu sama lainnya.
2.        Prinsip Interelasi (Hubungan)
Setelah kita mengetahui persebarannya dalam ruang atau wilayah, kita akan mengungkap-kan hubungan antara satu faktor dengan yang lainnya. Yaitu, hubungan antara faktor fisis dengan faktor fisis; faktor manusia dengan faktor manusia; dan faktor fisis dengan faktor manusia.Akhirnya, kita dapat mengetahui karakteristik gejala atau fakta geografi di suatu wilayah.
3.        Prinsip Deskripsi (Menjelaskan) atau Eksplanasi
Prinsip ini memberikan gambaran tentang gejala dan masalah yang dipelajari.Pelaksana-annya dapat melalui kalimat, peta, grafik, diagram, dan table. Deskripsi tersebut memberikan penjelasan tentang apa yang kita pelajari dan selidiki.
4.        Prinsip Spasial (Keruangan)
Prinsip ini meninjau gejala, fakta, dan maslah geografi dalam persebarannya, interelasi-nya, dan interaksinya dalam ruangan. Ruang adalah bagian permukaan bumi, baik keseluruh-an maupun hanya sebagian, termasuk juga:
a).      Atmosfer paling bawah (troposfer) yang berpengaruh terhadap permukaan bumi.
b).      Litosfer (lapisan batuan) sampai kedalaman tertentu.
c).      Hidrosfer, yaitu air dipermukaan bumi (air laut dan air di darat) dan air tanah.
d).     Organism (makhluk hidup), flora, fauna, dan manusia di permukaan bumi.
  
E.            Aspek Geografi
Untuk melakukan studi tentang berbagai aspek kehidupan dalam geografi maka harus dipelajari aspek-aspek secara geografi, yaitu pertanian, indusrti, permukiman, transportasi dan komunikasi, serta sumber daya.
1.         Aspek Pertanian
Berdasarkan tinjauan studi geografi, pertanian sebagai suatu sistem keruangan merupakan perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia. Subsistem fisis, meliputi komponen-komponen tanah, iklim, hidrografi, topografi dengan segala proses alamiahny. Subsistem manusia meliputi tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, dan kemampuan ekonomi.Berikut ini kita akan mengkaji asosiasi berbagai variable pertanian dan diferensi pertanian.
ü  Pengkajian Asosiasi Variabe-Variabel Pertanian
Untuk menelaah hubungan dua variable pertanian, misalnya hubungan antara penggunaan pupuk per satuan luas dengan produktifitas pertanian atau antara produktivitas tersebut dengan jarak dari saluran utama pengairan setempat, kita dapat menganalisisnya.
ü  Pengkajian Diferensi Areal Pertanian
Analisis keruangan sector pertanian dilakukan terhadap areal pertanian yang cukup luas.Dari areal atau region pertanian yang cukup luas dapat ditentukan perbedaan-perbedaan areal yang lebih kecilberdasarkan macam-masam subsistem.Misalnya, keadaan pengairannya, jenis tanahnya, kemampuan teknologi pertaniannya, dan jenis pertanian yang dikembangkannya.
2.         Aspek Industri
Industri dalam arti sempit adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industry).Industri sebagai suatu sistem merupakan perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia.Aspek industri tersebut terutama kepada interelasi keruangan komponen-komponennya dan kepada pengorganisasian ruang dalam mengembangkan industri tersebut.
ü  Penerapan Teknologi Tepat
Teknologi tepat (teknologi adaptif), yaitu ahli teknologi dari negara-negara maju yang disesuaikan dan diserasikan dengan pertimbangan-pertimbangan keadaan lingkungan masyarakat yang menerapkannya (Nursid Sumaadja, 1985).Penerapan teknologi adaptif pada sector industri, berarti :
·      Tepat, sesuai dan serasi dengan kondisi fisis-geografis wilayah yang akan dikembangkan industrinya
·      Tepat, sesuai, dan serasi dengan kondisi ekonomi setempat;
·      Tepat, sesuai, dan serasi dengan kondisi demografi setempat;
·      Dapat memberikan lapangan usaha dan lapangan kerja baru bagi penduduk setempat.
ü  Penentuan Lokasi dengan Persebarannya
Dalam hal ini, aspek keruangan industri menyangkut pemecahan masalah kepadatan penduduk, persebaran penduduk, pengembangan daerah pedesaan, penjagaan pelestarian lingkungan hidup, dan sebagainya.Pembangunan industri dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional kesejahtraan penduduk, baik di pedesaan maupun di perkotaan.Sementara itu, lokasi persebaran industri ke daerah pedesaan harus sesuai dengan kondisi geografi daerah pedesaan yang bersangkutan.
ü  Diferensiasi Areal Industri
Diferensiasi areal industri di arahkan kepada pemilihan kawasan yang tepat dan sesuai dengan jenis industri yang akan dikembangkan dikawasan tersebut. Kawasan industri terdiri dari komponen-komponen yang mendukung pembangunan industri meliputi:
1)   Potensi sumber daya
2)   Kemungkinan pengembangan transportasi dan komunikasi
3)   Sumber daya energi
4)   Keadaan lahan
5)   Tenaga kerja
6)   Pengembangan teknologi
7)   Usaha menjaga kelestarian lingkungan
8)   Pemasaran lokal, nasional, dan luar negeri
3.         Aspek Permukiman
Permukiman adalah bagian bumi yang dihuni manusia, meliputi sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan penduduk yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan. Pada mulanya, manusia memilih tempat tinggal atau permukiman dengan syarat-syarat:
·         Cukup air
·         Tanahnya subur
·         Mudah untuk lalu lintas dan angkutan
·         Mudah untuk menacari lapangan kerja
·         Terlindung dari binatang buas
4.         Aspek Transportasi dan Komunikasi
Transportasi adalah pemindahan benda maupun manusia dari satu tempat ke tampat lain. Komunikasi adalah pergerakan atau perpindahan bukan berbentuk benda, melainkan berupa berita, gagasan, buah pikiran, dan sebagainya.Transportasi dan komunikasi membawa pengaruh perkembangan dan perubahan fisik secara mental.Perkembangan dan pembangunan transportasi serta komunikasi dapat digunakan sebagai prasarana dan sarana untuk mengembangkan dan memajukan daerah terpencil.
5.         Aspek Sumber Daya
Sumber daya adalah semua potensi dan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Persediaan ini akan menjadi sumber daya bilamana dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (bahan pangan, tempat berlindung, penghangat badan, transportasi, dan sebagainya).Suatu potensi, baru akan menjadi sumber daya jika kemampuan budaya telah dapat memanfaatkannya. Kekayaan yang tersimpan di dalam bumi tidak akan berkembang atau belum bermanfaat jika kemampuan ilmu dan teknologinya belum di gunakan. Bagi bangsa yang tingkat ilmu dan teknologinya sudah maju atau tinggi, sumber daya yang berada di Negara lain sudah dapat di manfaatkan .
BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Konsep Geografi adalah unsur penting dalam geografi untuk memahami kejadian atau fenomena yang terjadi dalam dunia geografi. Penjabaran fenomena ini selalu berkaitan dengan penyebaran,relasi,fungsi,bentuk dan proses.
Geografi berasal dari kata geographyca (bahasa Yunani).Geo artinya bumi dan graphein artinya tulisan, uraian, lukisan atau deskripsi (pemerian).Berdasarkan asal kata tersebut, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menuliskan, menguraikan, atau mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan bumi.
Konsep-konsep dasar Geografi dibagi menjadi sepuluh yaitu sebagai berikut:
1.      Konsep aglomerasi,
2.      Konsep diferensi area,
3.      Konsep interaksi dan interdepensi,
4.      Konsep jarak,
5.      Konsep keterjangkauan,
6.      Konsep keterkaitan keruangan,
7.      Konsep lokasi,
8.      Konsep morfologi,
9.      Konsep nilai kegunaan,
10.  Konsep pola,
  

DAFTAR PUSTAKA
http://desyrahmawati93.blogspot.com/2011/12/konsep-dasar-geografi.html
Ullman (1954), “Geografi adalah interaksi antar ruang” Dalam buku Geography
a Spatial Interaction.
Maurice Le Lannou (1959).“Objek study geografi adalah kelompok manusia dan
organisasinya di muka bumi”Buku : La Geographie Humaine.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 Kumpulan Materi Pelajaran | Distributed By Blogger Template | Designed By Blogger Templates
Scroll To Top